Jumat, 29 Juli 2011

HIKMAH DI BALIK UJIAN


  ( persembahan untuk saudara2 terbaikku yg mungkin sedang menjalani ujian 
terbesar dalam hidupnya )
 
  “dan kehidupan dunia ini, hanyalah permainan dan senda gurau, sedangkan 
negeri akhirat itu, sungguh lebih baik bagi orang2 yg bertakwa. Tidakkah kamu 
mengerti?” (al-An’am :32).
  Saudaraku, Allah SWT menciptakan manusia untuk menjalani ujian demi ujian. 
Tidak ada masa yg berlalu melainkan ujian selalu menyertainya. Susah, sedih, 
tawa, gembira serta tangis silih berganti mewarnai hidup kita. Tanpa terasa, 
usiapun terus bertambah. Semua manusia hidup dalam hitungan mundur menuju 
akhiratnya. Saudaraku, sebesar apapun ujianmu saat ini, ketahuilah Allah maha 
Adil dan Pengasih kepada hamba-Nya.
  Dia Maha Mengetahui seberapa banyak air mata yg telah kau alirkan, seberapa 
banyak kata telah kau rangkai dalam doa, seberapa gigih usaha yg telah kau 
lakukan, juga seberapa banyak energi, waktu, harta dan jiwa telah kau korbankan 
untuk meraih apa yg kau inginkan. Namun, terkadang kita melihat beragam 
peristiwa hanya dari saat terjadinya, kadang kita tidak menyadari hikmah dan 
manfaat jangka panjang dari semua peristiwa yg kita alami. Saudaraku, Allah lah 
yg Maha Mengetahui apa yg terbaik untuk kita di masa lalu, kini dan sekarang. 
Tak masalah seberapa besar kesulitan yg dihadapi, InsyaAllah akan datang suatu 
masa dimana kemudahan akan datang dan Allah SWT memberikan pahala atas 
kesabaranmu dalam menapaki ujian kehidupan. Saudaraku, yakinlah bahwa 
“Sesungguhnya setelah kesulitan ada kemudahan, dan sesungguhnya setelah 
kesulitan ada kemudahan (Al Insyirah: 5-6 ). Allah telah nyatakan dalam 
al-qur’an “ Dan sungguh akan kami beri cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah2an. Dan berikanlah berita gembira 
kepada orang2 yg sabar. Yaitu orang2 yg apabila ditimpa musibah mereka 
mengucapkan: „Innalillahi wa inna Ilahi rojiun“ mereka itulah yg mendapat 
keberkahan yg sempurna dan rahmat dari tuhan mereka dan mereka itulah orang2 yg 
mendapat petunjuk (Al Baqarah: 155-157).
  Saudaraku rahasia dibalik ujian adalah takdir, segala yg terjadi adalah 
kehendak Allah yg terbaik untuk hamba-Nya. Keengganan menerima takdir akan 
menjadikan manusia yg jauh dari agama merasa putus asa, gelisah, bahkan bunuh 
diri dan tak punya harapan akan datangnya pertolongan Allah. “Tidak ada suatu 
musibah yg menimpa seseorang, kecuali dengan izin Allah, dan barangsiapa 
beriman kepada Allah, niscaya Allah akan memberikan petunjuk kepada hatinya. 
Dan Allah maha mengetahui segala sesuatu“ (At-tagabun:11). “ dan kunci2 semua 
yg gaib ada pada-Nya; tidak ada yg mengetahui selain Dia. Dia mengetahui apa yg 
ada didarat dan dilaut. Tidak ada sehelai daunpun yg gugur yg tidak di 
ketahui-Nya. Tidak ada sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak pula 
sesuatu yg basah atau kering, yang tidak tertulis dalam kitab yg nyata (lauh 
Mahfuz)“ (Al-An’am: 59).
              Saudaraku, kesulitan yg datang adalah sarana untuk memperbaiki 
akhlak, mendidik diri, memperkokoh keimanan, meningkatkan derajat ke surga dan 
juga sarana untuk mengevaluasi diri kita. ’Tidak ada rasa lelah, rasa sakit, 
stress, cemas, sedih atau cedera yang dialami seorang muslim, bahkan tusukan 
duri sekalipun, melainkan allah akan menjadikannya sebagai penebus 
dosa-dosanya“ (HR.Muslim). Hikmah lainnya adalah kesadaran akan nikmatnya 
ukhuwah yg berlandasan keimanan dan kecintaan kepada Allah SWT. Ketahuilah 
saudaraku, engkau tidak sendirian, selalu ada muslim yg lain dipelosok dunia 
ini yg insyaAllah akan selalu menolongmu, mendoakan yang terbaik untukmu, 
duniamu dan akhiratmu. Teruslah berjuang saudaraku, luruskan niat dan 
bersabarlah dalam ujianmu. Yakinlah akan adanya kebaikan dan keindahan 
didalamnya.
  “dan betapa banyak nabi yg berperang didampingi sejumlah besar dari 
pengikutnya yg bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yg 
menimpanya dijalan allah, tidak patah semangat dan tidak pula menyerah kepada 
musuh. Dan allah mencintai orang2 yang sabar. Dan tidak lain ucapan mereka 
hanyalah doa : “ Ya Tuhan kami, ampunilah dosa2 kami dan tindakan2 kami yg 
berlebihan dalam urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami 
terhadap orang2 kafir. Maka Allah memberikan mereka pahala didunia dan pahala 
yg terbaik diakhirat. Dan Allah mencintai orang2 yg berbuat kebaikan” (Ali 
Imran: 146-148).

SEINDAH HIASAN ADALAH WANITA SOLEHAH

Bersama-samalah kita membaca dan renung bersama akan artikel ini...

Wanita ibarat bunga...cantik indahnya pada pandangan mata hanya sementara...yang kekal menjadi pujaan manusia, hanyalah wanita yang mulia akhlaknya...kerana akhlaq itu umpama bunga diri...tiada guna berwajah cantik tetapi akhlaq buruk...tiada guna juga berwajah cantik tetapi hati kosong dari ilmu...ibarat bunga...ada yang cantik bila dipandang tetapi busuk baunya...ada pula yang kurang menarik dan baunya juga kurang menyenangkan...ada juga bunga yang tidak menarik pada pandangan mata kasar...tetapi bila dihalusi dengan mata hati, ternyata amat tinggi nilainya...

Wanita adalah makhluk Allah yang amat istimewa. Kemuliaan dan keruntuhan sesuatu bangsa terletak di tangan wanita. Oleh yang demikian, Allah telah menetapkan hukumnya ke atas mereka; walaupun berat di pandangan mata si jahil dan ingkar tetapi ia adalah kemanisan iman yang dicicip oleh wanita solehah.

Kerana itulah...sebagai anak, dia menjadi anak yang solehah...sebagai remaja, dia akan menjadi remaja yang berhemah...sebagai isteri, dia menjadi isteri yang menyenangkan dan menenangkan hati suaminya...sebagai ibu, dia akan mendidik anaknya dengan penuh kasih sayang...dan pastinya sebagai hamba Allah, dia akan menjadi hamba yang tunduk dan menyerah diri hanya kepada-Nya...

Firman Allah dalam surah An-Nisa', ayat 24 yang bermaksud...

"Barangsiapa yang mengerjakan amalan yang soleh baik lelaki mahupun wanita sedang ia seorang yang beriman maka mereka itu masuk ke dalam syurga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun."

KAEDAH DALAM BERHIAS

Berhias adalah hal yang lumrah dilakukan oleh seorang manusia, entah lelaki atau wanita bahkan banci. Islam sebagai agama yang sesuai dengan naluri manusia tentu sahaja tidak menyepelekan masalah berhias. Sehingga masalah berhias ini tentu sahaja sudah di bahas dalam syariat Islam. Sehingga berhias ini bisa menjadi amal soleh ataupun amalan salah, tergantung sikap kita mahu atau tidak mengindahkan kaedah syariat tentang berhias. Untuk itu semoga bermanfaat, bila penulis tuturkan di sini beberapa kaedah dan disiplin dalam berhias yang dibolehkan, agar dapat menjadi barometer setiap kali wanita akan berhias, baik dengan menggunakan hiasan klasik mahupun modern, di mana para ulama belum menyebutkan pendapat tentang hiasan itu. Penulis tuturkan dengan memohan pertolongan kepada Allah:

Kaedah pertama: Hendaknya cara berhias itu tidak dilarang dalam agama kita segala bentuk perhiasan yang dilarang oleh Allah dan Rasulnya, bererti haram, baik Rasulullah telah menjelaskan bahayanya kepada kita mahupun tidak.

Kaedah kedua: Tidak mengandung penyerupaan diri dengan orang kafir. Ini kaedah terpenting yang harus di ambil kira dalam berhias. Batas peyerupaan diri yang diharamkan adanya kecenderungan hati dalam segala hal yang telah menjadi ciri khas orang kafir, kerana kagum dengan mereka sehingga hendak meniru mereka, baik dalam cara berpakaian, penampakan, dan lain-lain. Kalaupun pelakunya mengaku tidak bermaksud menirukan orang kafir, namun penyebabnya tetap hanyalah kekerdilan dirinya dan hilangnya jati diri sebagai muslim yang berasal dari kelemahan dari akidahnya. Anehnya, seorang muslim terkadang mengamalkan suatu amalan yang memiliki dasar dalam ajaran syariat kita, tetapi kemudian ia berdosa dalam melakukannya, kerana ia berniat menirukan orang kafir. Contohnya, seorang laki-laki yang membiarkan panjang janggutnya. Membiarkan janggut menjadi panjang pada dasarnya adalah salah satu dari syiar islam bagi kaum laki-laki. Tetapi ada sebahagian laki-laki yang membiarkan panjangkan janggutnya kerana mengikuti model dan meniru mentah-mentah orang barat. Ia berdosa dengan perbuatannya itu kerana seperti penulis mengenal seorang pemuda yang baru datang dari barat dengan janggutnya yang panjang, menurut trend/kecenderungan model orang-orang barat ketika dia tahu bahawa di negerinya janggut merupakan syiar Islam dan juga syiar orang shalih dan tahu agama, segera ia memotong jenggut!!
Contohnya dikalangan wanita, memanjangkan hujung pakaian. Perbuatan itu (yakni memanjangkan hujung satu jengkal atau satu hasta) adalah termasuk sunnah-sunnah bagi kaum wanita yang telah ditinggalkan orang pada masa sekarang ini. Tetapi ketika orang-orang kafir juga melakukannya pada beberapa acara rasmi mereka sebahagian kaum muslimin yang sudah ternodai pikiran mereka menganggap itu sebagai kebiasaan yang bagus, dan mereka pun mengikutinya, untuk meniru orang-orang kafir tersebut. Sebaliknya, di selain acara-acara khusus tersebut mereka kembali kepada kebiasaan orang kafir dengan
mengenakan pakaian mini/ketat atau You Can See!!! dalam dua kesempatan itu mereka tetap berdosa.

Kaedah ketiga: Jangan sampai menyerupai kaum lelaki dalam segala sisinya.

Kaedah keempat: Jangan berbentuk permanent sehingga tidak hilang seumur hidup.

Kaedah kelima: Jangan mengandungi pengubahan ciptaan Allah subhanahu wa ta'ala.

Kaedah keenam: Jangan mengandungi bahaya terhadap tubuh.

Kaedah ketujuh: Jangan sampai menghalangi masuknya air ke kulit, atau rambut terutama yang sedang tidak berhaid.

Kaedah kelapan: Jangan mengandungi pemborosan atau membazir wang.

Kaedah kesembilan: Jangan membuang-buang waktu lama dalam erti, berhias itu menjadi "perhatian utama" seorang wanita.

Kaedah kesepuluh: Penggunaannya jangan sampai membuat si wanita takabur, sombong dan membanggakan diri dan tinggi hati dihadapan orang lain.

Kaedah kesebelas: Terutama, dilakukan untuk suami. Boleh juga ditampakkan dihadapan yang halal melihat perhiasannya sebagaimana difirmankan oleh Allah dalam Al-Qur'an ayat 31 dari surah An-Nuur.

Kaedah keduabelas: Jangan bertentangan dengan fitrah.

Kaedah ketigabelas: Jangan sampai menampakan aurat ketika dikenakan. Aurat wanita dihadapan sesama wanita adalah dari mulai pusar hingga lutut namun itu bukan berarti seorang wanita bisa dengan wanita menampakan perut punggung atau betisnya di hadapan sesama wanita tetapi maksudnya adalah bila diperlukan, seperti ketika hendak menyusukan anak atau mengangkat kain baju unutk satu keperluan sehingga sebahagian betisnya terlihat, dst. Adapun bila ia sengaja melakukannya kerana mengikuti mode dan meniru wanita-wanita kafir, tidak dibolehkan.Wallahu'alam. Dan terhadap kaum laki-laki adalah seluruh tubuhnya tanpa terkecuali.

Kaedah keempat belas: Meskipun secara emplisit , jangan sampai menampakkan postur wanita bagi laki yang bukan muhrim menampakan diri wanita dan menjadikannya berbeza dari wanita lain, sehingga menjadi pusat perhatian. Itulah yang dinamakan jilbab modis.

Kaedah kelima belas: Jangan sampai meninggalkan kewajibannya, sebagaimana yang dilakukan oleh sebahagian wanita pada malam pengantin mereka atau pada berbagai kesempatan lainnya.

Inilah beberapa kaedah penting bagi wanita dalam berhias sebatas yang nampak bagi penulis dari nash-nash syari'at dan pernyataan para ulama hendaknya setiap wanita menghadapkan diri kepada masing-masing kaedah ini ketika berhias. Satu saja yang hilang, maka bererti ia dilarang berhias dengan cara itu. Wallahua 'alam...Sama-samalah kita renungi...
Peringatan untuk diriku yang selalu alpa...

Ya Allah...berikanlah kami kekuatan untuk menempuh pancaroba keimanan ini dengan penuh rasa ketakwaan di dalam hati kami dan di bawah kasihMu, Ya Allah...ameenn...

Wasallam...
Posted at 12/31/2005 2:26:31 am by hamlatulquran
sy nk bg komen laa!!!=p   nk bc artikel ni je!!;)
Cinta Sejati
Hawa,

Andai engkau masih remaja,
jadilah anak yang solehah buat kedua ibu bapamu,
andai engkau sudah bersuami,
jadilah isteri yang meringankan beban suamimu,
andai engkau masih ibu,
didiklah anakmu sehingga dia tidak gentar memperjuangkan ad-din Allah...

Hawa,

Andai engkau belum berkahwin,
jangan kau risau jodohmu,
ingatlah Hawa janji Tuhan kita,
wanita yang baik adalah untuk lelaki yang baik...

Andai ditakdirkan tiada cinta daripada Adam untukmu,
cukuplah hanya cinta Allah memenuhi dan menyinari kekosongan jiwamu,
biarlah hanya cinta daripada kedua ibu bapamu yang memberi hangat kebahagiaan buat dirimu,
cukuplah sekadar cinta adik-beradik serta keluarga yang membahagiakan dirimu...

Hawa,

Cintailah Allah di kala susah dan senang kerana kau akan memperolehi cinta daripada insan yang juga menyintai Allah...
Cintailah kedua ibu bapamu kerana kau akan perolehi keredhaan Allah...
Cintailah keluargamu kerana kau tak akan jumpa cinta yang bahagia selain dari cinta keluarga...
Janganlah sesekali tangan yang menggoncang dunia juga yang menggoncang iman lelaki...


P/S : Ingatlah wahai sahabatku dan juga diriku...bukan cinta insani yang perlu...didamba...sebaliknya...cinta Ilahi lah penyuluh hidupmu...

Cintakan bunga layu, hancur dan musnah...
Cintakan manusia, manusia akan mati...
Cintakan Tuhan kekal buat selama-lamanya!!
Ingat tu!!
Posted at 12/31/2005 2:19:23 am by hamlatulquran
sy nk bg komen laa!!!=p   nk bc artikel ni je!!;)
Jihad Seorang Wanita
Sudut-sudut jihad wanita

1. Menjadikan rumah tangga tempat yang bahagia untuk keluarga berkumpul.

2. Mewujudkan suasana Islam dalam proses pendidikan dan pembesaran anak-anak.

3. Menyempurnakan segala urusan rumah tangga menurut syara' dengan penuh keikhlasan semoga akan beroleh keberkatan.

4. Mengajak kaum wanita lain memahami prinsip-prinsip Islam dan cara hidup yang Allah tetapkan.

5. Memerangi perkara-perkara bid'ah, khurafat serta pemikiran yang salah dan adab-adab yang buruk yang mengusai wanita masa kini.

6. Menyertai rancangan kemasyarakatan yang berfaaedah untuk umat manusia amnya, seperti tadika, menjaga anak-anak yatim, kelab pemudi, sekolah-sekolah dan bantuan untuk keluarga miskin.

Sebagai kesimpulan, sekali lagi perlu dijelaskan dalam diri kita bahawa jihad yang utama bagi wanita adalah wajib bagi semua muslimah dalam batas kemampuan yang telah Allah kurniakan. Manakala jihad tambahan yang Allah anugerahkan bersama keistimewaan tertentu tidak boleh membatalkan jihad yang utama. Jihad utama mesti dilaksanakan dahulu. Moga sama-sama mendapat manfaat...aminnn...

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh...

1) Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Wahai Rasulullah, kami memandang jihad adalah amalan yang terbaik. Kerana itu, apakah kami (kaum wanita) boleh berjihad?"
Sabda Baginda: "Akan tetapi bagi kamu sekalian (kaum wanita), jihad yang terbaik adalah haji yang mabrur." (HR Imam Bukhari - shahih)

2) Dari Aisyah radhiallahu 'anha: "Rasulullah pernah ditanya oleh isteri-isterinya mengenai jihad, dan Baginda menjawab: "Jihad yang paling baik (bagi kamu) adalah (melakukan) ibadah haji." (HR Imam Bukhari - shahih)

3) Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Pernah ana bertanya: "Wahai Rasulullah, apakah wajib ke atas kaum wanita itu jihad? Jawab Baginda: "Ya, ke atas mereka jihad tanpa ada peperangan padanya; iaitu haji dan umrah." (HR Imam Ahmad dan Ibnu Majah - shahih)

4) Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, bahawa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Perjuangan orang yang telah lanjut usia, orang yang lemah dan wanita adalah haji." (HR Imam Nasa'ie)

Wallahu a'lam...
Posted at 12/31/2005 2:12:27 am by hamlatulquran
sy nk bg komen laa!!!=p   nk bc artikel ni je!!;)
Di Mana Cantiknya Seorang Muslimah?
Di Mana Cantiknya Seorang Muslimah?

Mungkin pada sepasang matanya yang hening yang selalu menjeling tajam atau yang kadang kala malu-malu memberikan kerlingan manja.

Boleh jadi pada bibirnya yang tak jemu-jemu menyerlahkan senyuman manis, atau yang sekali-sekala memberikan kucupan mesra di dahi ummi juga ayah, suami dan pipi mungil anak-anak.

Atau mungkin juga pada hilai tawanya yang gemersik dan suara manjanya yang boleh melembut sekaligus melembutkan perasaan.

Sejuta perkataan belum cukup untuk menceritakan kecantikan perempuan.

Sejuta malah berjuta-juta kali ganda perkataan pun masih belum cukup untuk mendefinisikan tentang keindahan perempuan.

Kitalah perempuan itu. Panjatkan kesyukuran kehadrat Tuhan kerana menjadikan kita
perempuan dan memberikan keindahan-keindahan itu.

Namun, betapa pun dijaga, dipelihara, dibelai dan ditatap di hadapan cermin saban waktu, tiba masanya segalanya akan pergi jua.

Wajah akan suram, mata akan kelam.

Satu sahaja yang tidak akan dimamah usia, sifat keperempuanan yang dipupuk dengan iman dan ibadah.

Anda ingin lebih cantik dan menarik???

-Jadikanlah "Ghadhdul Bashar" (menundukkan pandangan) sebagai hiasan mata anda, nescaya akan semakin bening dan jernih.

-Oleskan "lipstik kejujuran" pada bibir anda, nescaya akan semakin manis.

-Gunakanlah pemerah pipi anda dengan kosmetik yang terbuat dari rasa "malu" yang dibuat
dari "salon Iman".

-Pakailah "sabun Istighfar" yang menghilangkan semua dosa dan kesalahan yang anda lakukan.

-Rawatlah rambut anda dengan "selendang Islami" yang akan menghilangkan kelemumur
pandangan lelaki yang merbahayakan.

-Hiasilah kedua tangan anda dengan "gelang Tawadhu" dan jari-jari anda dengan "cincin
Ukhuwwah".

-Sebaik-baiknya kalung anda adalah kalung "kesucian".

-Bedaklah wajah anda dengan "air Wudhu" nescaya akan bercahaya di akhirat.

Renungilah wahai muslimah sekalian...
Posted at 12/31/2005 1:46:17 am by hamlatulquran
ade org komen...bgs!!=)   nk bc artikel ni je!!;)
Just A Reminder...
Teman,
Atas tautan ukhwah,
Juga atas satu dasar yang kukuh,
Nan Aqidah Muslim,
Aku melayangkan warkah ini buatmu teman...

Wahai temanku an-nisa',
Engkau sedia maklum,
Engkaulah hiasan dunia,
Lantaran fitrah itu,
Engkau seringkali menjadi fitnah lelaki itu,
Dan sememangnya itu bukan kesalahanmu,
Tetapi itulah hakikat kejadianmu...

Wahai temanku ar-rijal,
Aku mengetahui kesepian hati seorang lelaki,
Yang seringkali mengimpikan seorang teman di sisi,
Dan tentulah temanmu yang diimpi,
Seorang serikandi...

Wahai temanku an-nisa',
Aku mengetahui halusnya perasaanmu,
Engkau ingin disayangi,
Ingin dimanjai,
Engkau juga ingin menyayangi
juga ingin memanjai...
Dan aku juga tahu,
Temanmu ar-rijal juga begitu...

Tetapi temanku an-nisa',
Ketahuilah engkau,
Bercinta itu fitrah,
Tetapi janganlah engkau cemarkannya dengan fitnah...

Kalau benar engkau mengasihinya,
Kasihinyalah kerana Pencipta Fitrah,
Dan jika engkau benar mengasihinya,
KeranaNya,
Engkau tak kan bisa,
Melunakkan soutul engkau,
Engkau tidak kan bisa,
Melemparkan panahan menggodamu,
Kerana engkau tahu,
Itu bisa menggoyahkan iman seorang ar-rijal!
Dan engkau mengetahui,
Dia punya 9 akal, dan 1 nafsu,
Namun nafsu itu sentiasa beraja,
Dan engkau tidakkan bisa menjadikan sang nafsu itu,
Nafsu raja yang menggila!
Kerana engkau tahu sahabatku an-nisa',
Dia kan terjerumus ke dlm api yg membara
Andai dia menjadi hamba raja nafsu yang gila...
Adakah benar engkau mengasihinya keranaNya?


Wahai temanku ar-rijal,
Andai engkau mencintainya,
Cintailah ia keranaNya,
Letakkanlah Ia melebihi cintamu kepada dia,

Andai engkau mengasihinya keranaNya,
Engkau tidakkan bisa,
Mengajaknya bermukah di taman sepi,
Kerana engkau tahu,
Dia punya 9 nafsu, 1 akal,
Tetapi manakan mampu 1 akal menguasai 9 nafsu?
Andai engkau mengasihinya keranaNya,
Engkau tidakkan bisa menyentuhnya,
Walaupun yang ringan-ringan,
Kerana engkau tahu,
Itu sudah MENGHAMPIRI ZINA!
Dan engkau tahu bukan?
Zina tempatnya di api yang menjunam?
Apakah engkau benar mengasihinya,
Andai kau relakan dia terjun ke NERAKANYA?

Sahabatku an-nisa',
Sahabatku ar-rijal,
Aku mengasihimu LILLAH,
Lantaran itu,
Dengarlah sedikit pesan ikhlas ku LILLAH,
Manusia mana yang mampu hidup tanpa cinta?
Bercinta tak salah,
Tetapi letakkan cintamu kepadaNya yang hakiki,
Dan engkau kan merasa cinta manusia...
Sedikit cuma...

Andai Dia yang engkau dahului,
Engkau takkan gelisah,
Andai dia tidak mengirim sebarang sms,
Andai suaranya tidak didengar walau teknologi di depan mata,
Engkau tidakkan rindu,
Andai sehari tidak besua,
Engkau tidakkan kecewa andai dia terlupamengatakan I love you,
Kerana engkau percaya...
DIA yang terbaik...
Lantaran DIA yang terbaik,
DIA akan menentukan yang terbaik untukmu,
Dan andai dia yang terbaik untukmu,
DIA akan satukan juga hatimu dengan hatinya...
Dan itulah sahaja melalui PERNIKAHAN

Dan itulah yang terbaik buat kalian,
Kalau ada jodoh tak ke mana...
Yakinlah!
Apakah benar engkau meyakini takdirNya?


Maafkan aku teman,
Bicaraku penuh ketegasan,
Aku tidak membencimu,
Tetapi aku membenci munkar itu,
Dan kerana aku takutkan api yang menjunam itu,
Aku menegur yang mana mampu,
Kerana aku takut,
Andai aku tidak menegurmu,
Kita kan sama-sama meredah lautan api...
Yang terlalu pedih, yang terlalu seksa, yang terlalu AZAB!!!
Nauzubillahi min zalik...

Sama-samalah teman,
Pagarilah imanmu,
Agar si iman itu tidak terlepas,
Cintailah IA,
Kerana DIAlah penjaga iman kita...
Yakinlah dengan IA...
Serahkan segalanya pada IA...
Kerana DIA tahu yang terbaik,
Sedangkan kita tidak...
ALLAHU a'lam...

Akhirul kalam...
Letakkan si DIA dalam hatimu,
Engkau akan merinduiNYA,
Andai harimu tiada ingatan kepadaNYA,
Engkau akan gelisah andai DIA,
Tidak mendengar rintihanMu,
Engkau kan rindu,
Andai DIA tidak memandangmu,
Engkau kan tak keruan andai,
Doamu ditolak...
Dan itulah cinta hakiki...
Kerna engkau yakin,
Di sana adanya sebuah,
Pertemuan di taman Syurga yang Indah...
Posted at 12/31/2005 1:30:59 am by hamlatulquran
sy nk bg komen laa!!!=p   nk bc artikel ni je!!;)
Ciri-Ciri Wanita Solehah
Tahukah anda bagaimana ciri-ciri wanita solehah?

Iaitu ciri-ciri wanita yang diredhai ALLAH. Wanita yang menyejukkan hati mata yang memandang. Bisa menginsafkan dan menundukkan nafsu mereka yang berhati goyah.

(Cerita ini diubahsuai semula berdasarkan saranan dan hukum Al-Quran & Hadis)

Marilah kita bersama-sama perhatikan sekelumit kisah ringkas berikut...

Seorang gadis kecil bertanya kepada ayahnya, "Ayah ceritakanlah padaku perihal muslimah yang sejati?"

Si ayah pun menolehkan mukanya seraya melontarkan senyuman manisnya ke arah anak kecilnya itu.

"Anakku...Seorang muslimah yang sejati bukanlah dilihat dari kecantikan dan keayuan paras wajahnya semata-mata. Wajahnya hanyalah satu peranan yang teramat kecil sahaja. Tetapi, muslimah yang sejati dilihat dari kecantikan dan ketulusan hatinya yang tersembunyi. Itulah yang terbaik."
Allah tidak melihat kepada tubuh kalian dan tidak pula kepada bentuk kalian. Allah hanya melihat kepada hati dan perbuatan kalian. (Hadis riwayat Muslim)

Si ayah terus menyambung.

"Muslimah sejati juga tidak dilihat dari bentuk tubuh badannya yang mempersonakan, tetapi dilihat dari sejauh mana ia menutupi bentuk tubuhnya yang mempersona itu. Muslimah sejati bukanlah dilihat dari sebanyak manakah kebaikan yang diberikannya, tetapi dari keikhlasan ketika ia memberikan segala kebaikan itu. Muslimah sejati bukanlah dilihat dari seberapa indah lantunan suaranya, tetapi dilihat dari apa yang sering mulutnya bicarakan. Muslimah sejati bukan dilihat dari keahliannya berbahasa, tetapi dilihat dari bagaimana caranya ia berbicara dan berhujjah kebenaran."

Berdasarkan ayat 31, surah An-Nuur, Abdullah ibn Abbas, Ibn Omar, Atha, Ikramah dan lain-lainnya berpendapat: Seseorang wanita Islam hanya boleh mendedahkan wajah, dua tapak tangan dan cincinnya di hadapan lelaki yang bukan mahramnya. (As-Syeikh Said Hawa di dalam kitabnya Al-Asas fit Tafsir)

"Janganlah perempuan-perempuan itu terlalu lunak dalam berbicara sehingga berkeinginan (menghairahkan) orang yang ada perasaan dalam hatinya, tetapi ucapkanlah perkataan-perkataan yang baik." (Surah Al-Ahzab : 32)

Si ayah diam sejenak sambil melihat kepada wajah manis puteri kecilnya itu.

"Lantas apa lagi ayah?" Sahut puteri kecil terus ingin tahu.

"Ketahuilah wahai puteriku... Muslimah sejati bukan dilihat dari keberaniannya dalam berpakaian grand tetapi dilihat dari sejauh mana ia berani mempertahankan kehormatannya melalui apa yang dipakainya. Muslimah sejati bukan dilihat dari kekhuwatirannya digoda orang di tepi jalanan tetapi dilihat dari kekhuwatiran dirinyalah yang mengundang orang lain jadi tergoda. Muslimah sejati bukanlah dilihat dari seberapa banyak dan besarnya ujian yang ia jalani tetapi dilihat dari sejauh mana ia menghadapi ujian itu dengan penuh rasa redha dan kehambaan kepada TUHAN-nya. Dan ia sentiasa bersyukur dengan segala kurniaan yang diberikan."

"Dan katakanlah kepada perempuan-perempuan mukmin, hendaklah mereka menundukkan pandangan mereka dan menjaga kemaluan mereka (tidak berzina atau mendekati zina)." (Surah An-Nuur : 31)

"Dan ingatlah anakku...Muslimah sejati bukanlah dilihat dari sifat mesranya dalam bergaul, tetapi dilihat dari sejauh mana ia mampu menjaga kehormatan dirinya dalam bergaul."

"Sesungguhnya kepala yang ditusuk dengan besi itu lebih baik daripada menyentuh kaum yang bukan sejenis yang tidak halal baginya" (Hadis Riwayat At-Tabrani dan Baihaqi)

Setelah itu si anak kembali bertanya, "Siapakah yang memiliki kriteria seperti itu ayah? Bolehkah saya menjadi sepertinya? Mampukah dan layakkah saya ayah?"

Si ayah memberikannya sebuah buku dan berkata, "Pelajarilah mereka! Supaya kamu berjaya nanti. INSYA ALLAH kamu juga boleh menjadi muslimah yang sejati dan wanita yang solehah kelak. Malah, semua wanita boleh."

Si anak pun segera mengambil buku tersebut lalu terlihatlah sebaris perkataan berbunyi ISTERI RASULALLAH

Apabila seorang perempuan itu sembahyang lima waktu, puasa di bulan Ramadhan, menjaga
kehormatannya dan mentaati suaminya, maka masuklah ia ke dalam syurga daripada pintu-pintu yang ia kehendakinya." (Riwayat Al-Bazzar)

HAH! Tengok tu, isteri Rasulullah beb... bukannya Siti Nurhaliza, bukannya Britney Spears, bukannya Ning Baizura, dan apatah lagi Jennifer 'Kueh Lopez'...
Posted at 12/31/2005 12:42:42 am by hamlatulquran
ade org komen...bgs!!=)   nk bc artikel ni je!!;)
Sunday, December 18, 2005
Buat Kaum Hawa
Di awal 90-an, bilangan orang bertudung semakin ramai. Di mana-mana sahaja kita boleh bersua dengan wanita yang bertudung. Sama ada di kilang, di sekolah, di stesen bas, di pejabat, di universiti dan di politeknik malah beberapa pengacara televisyen dan radio pun sudah memakai tudung. Alhamdulillah. Tetapi...

Tetapi yang menyedihkan, kalau dahulu wanita bertudung tidak akan ditemui di taman-taman bunga, di tempat-tempat hiburan, berpegangan tangan dengan teman lelaki, dipanggung wayang atau kalau dahulu wanita bertudung bersih mukanya daripada calaran alat-alat make up, tetapi kini dengan mudah kita boleh jumpa wanita bertudung berpeleseran dengan teman lelaki di tempat-tempat sedemikian.

Tudung berwarna warni mengikut fesyen sesuai dengan aliran zaman dan fesyen baju. Kadang-kadang pakai tudung pun tidak sempurna mengikut syariat. Kadang-kadang macam nak terlondeh. Antara hendak tutup dan hendak buka. Akhlak dan tutur katanya kasar, malah kadang-kala lebih buruk daripada mereka yang tidak memakai tudung atau buka aurat.

Sesetengahnya bertudung tetapi tidak sembahyang. Imej wanita bertudung telah tercemar dengan wanita-wanita yang menjadikan tudung sebagai fesyen atau terpaksa pakai kerana mengikut peraturan. Kalau dahulu bila wanita itu bertudung, automatik dia sudah malu ke panggung wayang, malu untuk berasmara, malu untuk ke tempat hiburan dan sebagainya.

Tetapi kini tudung sudah tidak mempunyai peranan untuk mencegah manusia dari terjerumus ke dalam lembah maksiat.

Bila direnung-renung mengapa hal ini boleh terjadi, maka jelaslah wanita-wanita yang bertudung pada hari ini jahil mengenai tujuan dan peranan pemakaian tudung. Ramai wanita yang memakai tudung pada hari ini kerana terikut-ikut dengan suasana. Mereka lihat adik-beradik, teman sekolah, teman pejabat atau jiran telah ramai memakai tudung, maka timbul rasa malu kerana mereka sahaja yang masih tidak bertudung. Lantaran itu mereka mengambil keputusan untuk memakai tudung, walaupun hati tidak berapa menyetujuinya.

Kini masyarakat telah menerima wanita yang pakai tudung. Ujian sudah tidak besar. Kadang-kala orang lelaki yang hendak berkahwin pun memberi syarat, wanita yang hendak dikahwininya mestilah bertudung.

Setengahnya apabila mereka melihat wanita lain memakai tudung lebih cantik dan manis, mereka pun hendak memakainya, tanpa mengetahui tentang ilmunya, mengapa mesti pakai tudung. Ada juga yang terpaksa memakai tudung kerana desakan keluarga atau suami. Ada yang mahu menjadikan tudung macam fesyen. Sekejap pakai, sekejap buka. Lantaran itulah nilai orang yang bertudung pada hari ini sudah menurun.

Sudah tidak semahal wanita yang bertudung awal-awal dahulu. Hanya wanita yang berpurdah yang belum kelihatan berjalan-jalan di taman bunga atau di tempat-tempat hiburan. Mungkin taraf berpurdah sama dengan wanita yang memakai tudung diperingkat awal dahulu.

Sesuatu amalan yang dilakukan kalau bukan atas dasar ilmu dan yakin serta faham apa yang mereka perbuat akan nampak ganjil dan pincang hasilnya. Sesuatu yang dibuat bukan dari hati yang ikhlas, walaupun nampak hebat tetapi semuanya kosong. Tiada nilai di sisi Allah.

Wanita yang pakai tudung selain daripada keinginan untuk menutup aurat, tidak akan dapat berbohong dengan Allah walaupun di dunia mereka berjaya membohongi mata manusia mengatakan mereka juga sudah menutup aurat. Tetapi di akhirat nanti, niat sebenar dan apa yang ada di dalam hati mereka akan diselongkar dan didedahkan oleh Allah dipadang Mahsyar di hadapan jutaan umat manusia.

Rasulullah S.A.W pernah ditanya oleh seorang sahabat:
"Ya Rasulullah, dengan apakah manusia mencapai keselamatan kelak?"
Jawab Nabi S.A.W :
"Jangan menipu Allah."
Orang itu bertanya lagi:
"Bagaimana menipu Allah?"
Jawab baginda:
"Iaitu mengerjakan apa yang diperintahkan oleh Allah, tetapi tidak kerana Allah."

Disamping tiada niat untuk menutup aurat.
Posted at 12/18/2005 2:54:13 pm by hamlatulquran
ade org komen...bgs!!=)   nk bc artikel ni je!!;)
Friday, December 16, 2005
Kisah Tukang Sikat Rambut Anak Firaun
     Di zaman dahulu, Firaun, Raja Mesir ada mempunyai pekerja yang bekerja untuk menyikat rambut anak-anak perempuannya. Pada suatu hari dengan kehendak Allah, terjadilah satu peristiwa yang mengukir sejarah sehingga ke hari ini. Ketika Masitah menyikat anak perempuan Firaun, ditakdirkan jatuhah sikat itu daripada tangannya.

     Lantas secara spontan, terkeluarlah perkataan, 'Dengan nama Allah celakalah Firaun' dari mulutnya.

     Apabila terdengar sahaja oleh anak Firaun itu, lalu berkatalah dia kepada Masitah, "Wahai tukang sikat rambutku! Apakah ada Tuhan selain daripada bapaku?"

     Masitah menjawab, "Ya, memang ada."

     Seterusnya berkatalah anak Firaun kepada Masitah, "Mahukah engkau aku sampaikan perkara ini kepada bapaku?"

     Masitah pun menjawab ringkas, "Ya , baiklah."

     Maka anak Firaun pun segera memberitahu bapanya kan perkara tersebut. Apabila terdengar sahaja berita tersebut, Firaun pun memerintahkan supaya Masitah dibawa mengadap kepadanya.

     Apabila Masitah datang mengadapnya, lalu Firaun pun bertanya kepada Masitah. Katanya yang berbunyi, "Apakah ada Tuhan selain dariku?"

     Masitah menjawab dengan tegas, "Tuhanku ini adalah Allah (Wajibul Wujud)."

     Mendengar jawapan itu, Firaun pun menitahkan pegawainya memujuk Masitah supaya mengubah pendiriannya atau membuangkan keimanannya itu. Setelah beberapa cara atau bermacam-macam pujukan dilakukan, namun Masitah tetap dengan pendiriannya. Malah, Masitah  memberikan jawaban dengan tegas, "Allah Tuhanku dan Tuhanmu sekalian."

     Mendengar yang demikian, bertambah murkalah Firaun lalu digertaknya Masitah, suami serta anak-anaknya. "beta akan bunuh sekalian keluargamu!" gertak Firaun.

     "Baiklah," jawab Masitah. "Akan tetapi, ada permntaan hamba yang harus tuanku tunaikan iaitu hamba mahu sekiranya kalau tuanku akan membunuh hamba, kuburkanlah hamba ini di suatu perkuburan."

     Firaun pun menitahkan hulubalangnya membawa belanga besar yang berisi minyak bagi merebus dan menghukum masitah dan anak-anaknya serta suaminya.

     Dengan panasan minyak yang mendidih di atas api, lalu dilontarkan anak-anak Masitah dan suaminya. Kini tinggallah Masitah dengan anak kecilnya yang sedang dalam pangkuannya yang masih menyusu. Betapa pilu dan sedihnya tidaklah dapat dibayangkan.

     Akan tetapi Masitah tidak gentar untuk memasuki minyak yang panas itu. Rasa terharu menyebabkan beliau tertahan-tahan untuk terjun kerana melihat anaknya yang masih menyusu dan tidak mengetahui apa-apa.

     Lalu dengan kudrat Allah, anak yang masih kecil itu berkata kepada ibunya, "Wahai ibuku, masuk sajalah ke dalam belanga ini. Sesungguhnya ibu berada di atas pihak yang benar."

     Dengan demikian, apabila didengar saja perkataan tersebut, maka bertambah beranilah ia untuk masuk ke dalam belanga itu. Lantas terjunlah Masitah bersama anaknya ke dalam belanga tersebut.

     Maka berakhirnya riwayat hidupnya di atas dunia yang fana ini dalam mempertahankan keimanannyakepada Allah S.W.T. dengan penuh kejayaan. Setelah selesai peristiwa tersebut, maka Firaun pun menitahkan kepada hulubalangnya supaya menguburkan Masitah sekeluarga di dalam satu kubur sebagaimana permintaan Masitah sebelum ia dibunuh.

     Oleh kerana teguhnya iman terhadap Allah dan kesungguhan tekad di dalam hati mereka masing-masing, lantaran tidak ada was-was dan ragu-ragu di dalam menghadapi percubaan dan perjuangan iman, maka Allah mengharumkan kuburnya sampai bertahun-tahun lamanya.

     Daripada kisah ini, kita yakin bahawa iman seseorang kepada Allah tidak akan dibiarkan begitu sahaja tanpa diuji bagi menentukan sejauh mana teguhnya keimanan itu.

     Sebagaimana firman Allah yang bererti, "Adakah manusia itu mengerti bahawa mereka akan diberikan sahaja berkat, kami telah beriman. Dengan tiada mendapat cubaan daripada Allah."

     Kita hari ini harus bersyukur kerana kita tidak menghadapi ujian seperti yang dilalui oleh Bilal R.A., Masitah, Sumaiyyah, Ammar dan sebagainya, tetapi hari ini apabila Allah S.W.T. menguji kita dengan sedikit sahaja, kita sudah mengatakan yang bukan-bukan terhadap Allah S.W.T.

     Misalnya apabila kita sakit, kita akan segera mengeluh tanpa memikirkan apakah sakit kita ini sama dengan sakit yang ditanggung oleh Nabi Ayyub A.S. Kita sepatutnya bersyukur kerana itu adalah kehendak Allah ke atas kita. Ia juga adalah untuk keselamatan dan kebaikan kita. Mungkin dengan sakit yang diberikan kepada kita itu akan menghalang kita daripada memakan sesuatu yang akan memudaratkan terhadap kesihatan kita. Allah itu lebih mengetahui dan Dialah yang paling layak untuk mentadbirkan diri kita.
Posted at 12/16/2005 2:29:52 pm by hamlatulquran
sy nk bg komen laa!!!=p   nk bc artikel ni je!!;)
Kisah Wanita Yang Pertama Masuk Syurga Sebelum Fatimah R.A.

     Dalam sebuah hadis menceritakan, setengah daripada kegemaran Rasulullah S.A.W. ialah suka bergurau senda dengan kaum keluarganya dengan gurauan yang sopan dan memberi faedah.

     Pada suatu hari ketika Rasulullah S.A.W. sedang bercakap dengan anaknya Siti Fatimah mengenai kenikmatan syurga dan orang-orang yang akan dikurniakan tinggal di dalam syurga, maka baginda pun bersabda, "Ayuhai anakandaku, ada seorang perempuan kebanyakan yang akan masuk syurga lebih dahulu daripada anakanda."

     Mendengar kata-kata ayahandanya itu, maka berubahlah air mukanya lantas dia pun menangis dan berkata, "Siapakah perempuan itu ayahanda? Macam mana halnya dan bagaimana pula amalannya sehingga dia dapat lebih dahulu ke dalam syurga daripada anakanda? Ayahanda khabarkanlah di mana dia sekarang?"

     Lalu Rasulullah S.A.W. berkata, "Dia adalah seorang wanita yang miskin, tinggal di Jabal Uhud, kira-kira 3 batu dari Madinah."

     Tanpa membuang masa, Siti Fatimah pun keluar pergi mencari perempuan yang dikatakan akan masuk syurga lebih dahulu daripadanya.

     Setelah dia sampai ke rumah orang itu, dia pun mengetuk pintunya. Kemudian perempuan itu pun keluar sambil bertanyakan hajat kedatangannya tanpa menjemput Siti Fatimah masuk ke dalam rumahnya.

     Siti Fatimah berkata, "Saya datang ke mari kerana hendak berjumpa dan berkenalan dengan awak."

     Perempuan itu menjawab, "Terima kasih cik, tetapi saya tidak dapat membenarkan cik masuk kerana suami saya tidak ada di rumah. Nanti saya minta izin apabila dia balik nanti, silalah datang pada esok hari."

     Dengan perasaan sedih dan dukacita, Siti Fatimah pulang dengan perasaan hampa kerana tidak dapat masuk dan bercakap panjang dengan perempuan itu.

     Besoknya, Siti Fatimah datang lagi dengan membawa anaknya yang bernama Hasan. Sebaik sahaja sampai di rumah wanita itu dan setelah pintu dibuka dan hendak dipersilakan masuk, tiba-tiba dia melihat ada budak bersama-sama Siti Fatimah, lalu dia berkata, "Ini siapa?" tanyanya kepada Siti Fatimah.

     "Ini anak saya, Hasan." Sahut Siti Fatimah. Perempuan itu pin berkata, "Saya dukacita cik kerana saya belum minta keizinan masuk dari suami saya."

     Siti Fatimah menjadi serba salah. Hendak balik jauh, hendak ditinggalkan anaknya di luar, nanti dia menangis. Hendak dibawa masuk belum mendapat keizinan. Akhirnya dia pun balik.

     Keesokan harinya, dia datang lagi dengan membawa kedua-dua anaknya iaitu Hasan dan Husin. Setibanya mereka di perkarangan rumah perempuan itu, mereka segera disambut olehnya, tetapi dia terkejut apabila memandang ada budak lain pula yang belum diminta izin dari suaminya.

     Beliau pun berkata, "Cik dukacita kerana budak yang satu ini belum saya minta izin, harap maaf cik." Mendengarkan kata-kata itu, Siti Fatimah tersipu-sipu menyahut, "Baiklah. Besok saya datang lagi ke mari."

     Dalam perjalanan pulang ke rumah, hatinya berkata-kata, "Heh, perempuan ini takut sangat akan suaminya, sehingga perkara yang begini pun dia tidak berani melakukannya. Pada hal jika dia benarkan aku masuk, takkanlah suaminya marah. Tak usahlah pandang aku ini siapa, dan dua budak ini cucu siapa, pandanglah kepada tetamu dan orang jauh, sudahlah," bisik hatinya sambil menangis teresak-esak.

     Dalam pada itu, sebaik sahaja suaminya pulang, perempuan itu pun memberitahu tentang budak yang satu lagi itu. Suaminya terkejut dan hairan sambil berkata, "Kenapa awak tahan sampai begitu sekali? Bukankah Siti Fatimah itu puteri Rasulullah S.A.W. dan dua orang anaknya itu cucu Rasulullah? Lebih daripada itu pun awak patut benarkan kerana keselamatan kita berdua kelak bergantung pada keredhaannya (Rasulullah S.A.W.). Jangan awak buat seperti itu lagi. Jika mereka datang lagi ke mari dengan membawa apa pun dan siapa pun, terimalah dengan baik, dan awak hormatlah mereka semua sebagaimana yang patut bagi darjat mereka."

     Sahut isterinya pula, "Baiklah, tetapi ampunkanlah kesalahan saya kerana saya mengerti bahawa keselamatn diri saya ini bergantung pada keredhaan awak, suami saya. Oleh itu, saya tidak berani membuat perkara yang akan membawa kemarahan atau menyakiti hati awak."

     "Terima kasih," sahut suaminya, "tapi takkanlah pula sampai awak tidak menerima tetamu perempuan melainkan dengan setahu saya, kerana menghormatkan tetamu perempuan itu wajib pada adapt dan agama."

     Pada hari seterusnya, Siti Fatimah datang lagi dengan membawakedua orang puteranya itu. Setelah diterimadan dihormatkan mengikut adapt kampong dengan dijamu sedikit buah kurma dan air, mereka pun memulakan perbualan.

     Dalam pada itu, perempuan itu berjalan kea rah muka pintu rumahnya sambil memandang ke arah jalan seolah-olah sedang menantikan kedatangan seseorang dengan tidak begitu mempedulikan Siti Fatimah. Sambil itu, Siti Fatimah terlihat di tangannya terdapat sebatang tongkat dan sebuah bekas berisi air, manakala tangan sebelah lagi mengangkat hujung kainnya sehingga ke atas sehingga menampakkan betis dan sedikit pehanya dan mukanya manis dengan senyuman.

     Melihatkan keadaan perempuan itu, Siti Fatimah berasa resah kerana dia anak-beranak langsung tidak dipedulikan. Lantas dia pun bertanya, "Kenapa jadi begini?" Sahut perempuan itu, "Cik, harap maafkan saya kerana saya sedang menantikan suami saya yang akan pulang ke rumah."

     "Buat apa dengan bekas air itu?" tanya Siti Fatimah.

     Jawabnya, "Kiranya suami saya dahaga pada ketika dia balik, saya akan segera menghulurkan air ini kepadanya supaya tidak terlambat. Jika terlambat nanti dia akan marah."

     Kemudian Siti Fatimah bertanya lagi, "Buat apa pula tongkat itu?"

     "Jika suami saya marah, mudahlah dia memukuli saya dengan tongkat ini," jawab perempuan itu.

     Kemudian Siti Fatimah bertanya lagi, "Kenapa pula awak selak kain awak sehingga nampak aurat? Bukankah itu haram?"

     Maka perempuan itu menjawab, "Jika dia berkehendakkan saya, lalu dia pandang saya begini tentulah menambahkan syahwat dan nafsunya yang memudahkan kepada maksudnya."

     Sebaik sahaja habis perempuan itu bercakap, Siti Fatimah termenung dengan hairan, lalu berkata kepada dirinya sendiri, "Jika begini kelakuan dan perangainya terhadap suaminya, tidaklah dapat aku mengikutnya. Patutlah dia masuk syurga lebih dahulu daripada aku serta wanita-wanita lain. Ternyata benarlah bahawa keselamatan seorang perempuan yang bersuami itu bergantung kepada ketaatan kepada suami dan keredhaan suami terhadapnya."

     Sambil teresak-esak menagis dan enitiskan air matanya, kemudian Siti Fatimah minta diri dan pulang dengan segera dan terus mengadap ayahandanya, Rasulullah S.A.W.

     Sebaik sahaja dia mengadap ayahandanya, dia pun berkata, "Anakanda berasa sangat sedih dan lemah segala sendi anakanda kerana tidak dapat meniru dan melakukan sebagaimana perangai dan amalan perempuan yang ayahanda ceritakan itu."

     Sebaik sahaja Rasulullah S.A.W. mendengar rintihan anakandanya itu, lalu baginda tersenyum lantas bersabda, "Anakanda, janganlah susah hati, perempuan yang anakanda jumpa itu ialah perempuan yang akan memimpin dan memegang tali ras kendali tunggangan anakanda tatkala masuk ke syurga. Jadi dialah yang masuk lebih dahulu." Setelah mendengar penjelasan itu, barulah siti Fatimah tersenyum ketawa.
Posted at 12/16/2005 2:18:19 pm by hamlatulquran
sy nk bg komen laa!!!=p   nk bc artikel ni je!!;)
Thursday, December 15, 2005
Wanita Menangis
Suatu ketika, ada seorang anak lelaki yang bertanya kepada ibunya.
"Ibu, mengapa ibu menangis?"
Ibunya menjawab, "Sebab ibu wanita."
Dia tidak mengerti, kata si anak lagi.
Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat.
"Nak, kamu memang tidak akan mengerti..."

Kemudian, anak itu bertanya kepada ayahnya.
"Ayah, mengapa ibu menangis?"
Sang ayah menjawab, "Semua wanita memang menangis tanpa ada alasan."
Hanya itu jawapan yang dapat diberikan oleh ayahnya.

Lama kemudian, si anak itu menjadi remaja dan tetap bertanya-tanya, mengapa wanita menangis. Pada suatu malam, ia bermimpi dan mendapat petunjuk daripada Allah mengapa wanita mudah sekali menangis.

Saat Allah menciptakan wanita, Dia membuat menjadi sangat penting.

Allah ciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya. Walaupun, bahu itu cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tidur.

Allah berikan wanita kekuatan untuk melahirkan zuriat dari rahimnya. Dan sering kali pula menerima cerca daripada anaknya sendiri.

Allah berikan ketabahan yang membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah di saat semua orang berputus asa.

Wanita, Allah berikan kesabaran, untuk merawat keluarganya walau letih, sakit, lelah dan tanpa berkeluh-kesah.

Allah berikan wanita, perasaan peka dan kasih sayang untuk mencintai semua anaknya, dalam situasi apa pun. Biarpun anak-anaknya kerap melukai perasaan dan hatinya.

Perasaan ini memberikan kehangatan kepada anak-anaknya yang ingin tidur. Sentuhan lembutnya memberi keselesaan dan ketenangan.

Dia berikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya, melalui masa kegentiran dan menjadi pelindung baginya. Bukankah tulang rusuk suami yang melindungi setiap hati dan jantung wanita?

Allah kurniakan kepadanya kebijaksanaan untuk membolehkan wanita menilai tentang peranan kepada suaminya.Seringkali pula kebijaksanaan itu menguji kesetiaan yang diberikan kepada suami agar tetap saling melengkapi dan menyayangi.

Dan akhirnya, Allah berikannya airmata agar dapat mencurahkan perasaannya. Inilah yang khusus Allah berikan kepada wanita, agar dapat digunakan di mana ia inginkan.

Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita, walaupun sebenarnya, airmata!

Ini airmata kehidupan.

Wallahu A'lam...
Posted at 12/15/2005 12:12:10 pm

 
Design by Akhmad Maknur | Bloggerized by Kajang Kab. Bulukumba